Jambi menghadapi krisis air bersih yang semakin parah, terutama di wilayah yang dikelilingi lahan gambut. Kebakaran hutan dan degradasi ekosistem gambut melepaskan zat organik dan partikel ke sumber air baku. Hal ini membuat air menjadi sangat keruh, berwarna gelap, dan memiliki tingkat keasaman (pH) yang rendah, sulit untuk diolah menjadi air minum yang layak konsumsi.
Karakteristik dan Dampak Lahan Gambut Tercemar
Lahan gambut yang rusak melepaskan senyawa fenol dan tanin tinggi, menyebabkan air berwarna kecoklatan seperti teh pekat. Senyawa organik ini tidak hanya menyebabkan bau tidak sedap tetapi juga sulit dihilangkan dengan proses pengolahan air konvensional. Dibutuhkan teknologi spesifik untuk menetralkan air dan menghilangkan kontaminan dari dampak pencemaran tersebut.
Ancaman Kesehatan Akibat Air Tercemar
Keterbatasan air bersih memaksa warga Jambi mengonsumsi air yang tidak memenuhi standar kesehatan. Penggunaan air tercemar secara terus-menerus dapat memicu berbagai penyakit, mulai dari gangguan kulit hingga masalah pencernaan serius. Oleh karena itu, mengatasi krisis air bersih ini adalah prioritas utama untuk menjamin kesehatan masyarakat Jambi secara keseluruhan.
Teknologi Filtrasi sebagai Solusi Jangka Pendek
Untuk mengatasi dampak langsung Pencemaran Lahan Gambut, teknologi filtrasi sederhana berbasis masyarakat dapat diterapkan. Penggunaan filter pasir lambat, arang aktif, dan tawas (koagulan) telah terbukti efektif. Metode ini membantu mengurangi kekeruhan dan warna air secara signifikan sebelum air melalui tahap desinfeksi.
Inovasi Pengolahan dengan Karbon Aktif Lokal
Karbon aktif dari tempurung kelapa atau cangkang sawit, yang melimpah di Jambi, menawarkan solusi pengolahan yang murah dan efisien. Material ini memiliki daya serap tinggi untuk menghilangkan warna, bau, dan senyawa organik terlarut dari air lahan gambut. Pemanfaatan sumber daya lokal ini mendukung kemandirian teknologi air bersih.
Strategi Restorasi Gambut Jangka Panjang
Solusi fundamental untuk mencegah krisis air bersih adalah restorasi dan perlindungan ekosistem gambut. Restorasi meliputi pembasahan kembali (rewetting) gambut dan penanaman kembali vegetasi asli. Tindakan ini mencegah dekomposisi gambut yang berlebihan, yang merupakan akar masalah dari Pencemaran Lahan Gambut dan degradasi kualitas air.
Kemitraan Multipihak dalam Penanganan Krisis
Mengatasi krisis air bersih memerlukan sinergi antara pemerintah daerah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat. Perusahaan harus berperan aktif dalam program CSR-nya untuk menyediakan instalasi pengolahan air. Kolaborasi ini memastikan bahwa teknologi yang diterapkan tepat guna dan berkelanjutan untuk kebutuhan air warga Jambi.