Kemudahan dan harga yang terjangkau membuat plastik sekali pakai telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, di balik kepraktisannya, benda ini menyimpan ancaman serius terhadap lingkungan, terutama ekosistem laut. Sampah plastik sekali pakai yang berakhir di lautan tidak hanya mencemari perairan, tetapi juga merusak habitat, membunuh biota laut, dan mengganggu rantai makanan. Oleh karena itu, memahami dampak fatalnya dan mencari solusi pengganti adalah langkah krusial untuk menjaga kesehatan planet kita.
Pada tanggal 17 September 2025, sebuah laporan dari Pusat Penelitian Kelautan Jakarta menunjukkan bahwa volume sampah plastik sekali pakai di laut Indonesia meningkat 10% setiap tahunnya. Laporan tersebut mencatat, “Mikroplastik, pecahan plastik yang sangat kecil, kini ditemukan di seluruh rantai makanan laut, dari plankton hingga ikan tuna, dan bahkan di air minum kita.” Dampak ini sangat fatal karena biota laut seringkali mengira plastik sebagai makanan, yang menyebabkan masalah pencernaan, kelaparan, dan kematian. Laporan dari Asosiasi Nelayan Tradisional per Oktober 2025 menyebutkan bahwa mereka sering menemukan ikan yang mati dengan perut penuh sampah plastik.
Ancaman ini tidak hanya berhenti pada biota laut. Sampah plastik sekali pakai juga merusak terumbu karang, yang merupakan rumah bagi jutaan spesies laut. Plastik yang menutupi terumbu karang dapat menghalangi sinar matahari, mencegah terumbu karang untuk melakukan fotosintesis, dan pada akhirnya membunuhnya. Selain itu, plastik juga dapat membawa patogen yang menyebabkan penyakit pada karang.
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa solusi pengganti yang bisa kita terapkan. Salah satu yang paling efektif adalah menggunakan produk yang dapat digunakan kembali (reusable). Bawalah tas belanja sendiri, gunakan botol minum dan sedotan dari bahan ramah lingkungan, serta simpan makanan dalam wadah kaca atau baja. Pada tanggal 15 November 2025, dalam sebuah wawancara dengan media lingkungan, seorang ahli limbah, Bapak Rio, mengungkapkan, “Satu botol minum reusable dapat menggantikan ribuan botol plastik sekali pakai selama masa pakainya. Perubahan kecil ini memiliki dampak yang luar biasa besar.”
Selain itu, inovasi dalam material juga terus berkembang. Kini, banyak produk plastik sekali pakai yang terbuat dari bahan-bahan biodegradable yang dapat terurai secara alami, seperti pati jagung atau singkong. Meskipun demikian, solusi terbaik tetaplah mengurangi konsumsi kita secara keseluruhan. Secara keseluruhan, plastik sekali pakai adalah masalah yang kompleks, tetapi solusinya sederhana: mengubah kebiasaan dan membuat pilihan yang lebih bijak. Dengan mengambil tindakan nyata, kita bisa melindungi ekosistem laut dan menjaga kesehatan planet kita untuk generasi mendatang.