Mengurangi penggunaan plastik adalah sebuah misi bersama yang mendesak untuk menjaga kesehatan laut kita. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik berakhir di lautan, mengancam ekosistem laut, membahayakan biota laut, dan bahkan berpotensi masuk ke rantai makanan manusia. Oleh karena itu, langkah proaktif untuk mengurangi penggunaan plastik, terutama yang sekali pakai, menjadi sangat krusial. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan panggilan global yang membutuhkan partisipasi dari setiap elemen masyarakat, dari pemerintah hingga produsen dan konsumen. Laporan dari World Wide Fund for Nature (WWF) pada April 2025 menyebutkan bahwa tanpa aksi nyata, volume sampah plastik di laut bisa meningkat tiga kali lipat pada tahun 2040.
Dampak buruk plastik di laut sudah sangat nyata. Penyu laut mengira kantong plastik sebagai ubur-ubur, burung laut terjerat limbah jaring ikan, dan mikroplastik mencemari plankton hingga ikan-ikan besar. Kondisi ini mendesak kita untuk segera mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu metode efektif adalah dengan mengadopsi gaya hidup minim sampah, seperti membawa tas belanja guna ulang, menggunakan botol minum pribadi, atau menolak sedotan plastik. Perusahaan juga memiliki peran penting dengan mencari alternatif kemasan yang lebih ramah lingkungan atau mengembangkan sistem pengisian ulang produk. Misalnya, pada Earth Day 22 April 2025, banyak supermarket besar di Jakarta mulai menawarkan diskon bagi pembeli yang membawa tas belanja sendiri.
Pemerintah juga berperan dalam mengurangi penggunaan plastik melalui regulasi dan edukasi. Beberapa kota di Indonesia telah memberlakukan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, sebuah langkah positif menuju laut yang lebih bersih. Kampanye publik tentang bahaya plastik dan pentingnya daur ulang juga terus digalakkan. Seorang petugas kepolisian dari Unit Polairud (Polisi Air dan Udara) yang bertugas di wilayah pesisir Jawa Timur, Kompol Budi Santoso, seringkali menemukan sampah plastik yang mengambang saat patroli. Beliau menyatakan pada sebuah wawancara pada hari Rabu, 16 Juli 2025, pukul 10.00 WIB, “Sampah plastik di laut bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga menghambat aktivitas nelayan dan pariwisata.” Dengan kesadaran kolektif dan aksi nyata dari setiap individu, serta dukungan kebijakan yang kuat, misi mengurangi penggunaan plastik untuk laut yang bersih bukan lagi sekadar impian, melainkan tujuan yang dapat kita capai bersama.